Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Ia Belum Takluk

            Resah menghampiri tiap ku lirik jam tangan yang kian bergerak dan berdetak tanpa henti. Menanti kapan bis ini akan berhenti pada tujuannya. Panik, cemas dan takut silih berganti menghampiri tiap tenang datang, tiap ku mampu meredam nya. Bagai kereta yang senantiasa berjalan di atas rel nya tanpa peduli apa yang terdapat di atasnya.                Jauh dari perkiraan, melompat keluar dan mendapati beberapa penyambung kaki. Masih dalam resah dan gelisah menanti waktu. Hingga tujuan ku raih, ku hempaskan tubuh dan menyeret beberapa benda yang perpegang pada pundak dan lengan. Hambatan demi hambatan terlewatkan dalam resah namun berujung. Bertolak menuju tempat yang baru, masih mengantongi beribu resah. Tempat ini baru, asing bagi diri ini. Tapi ku kuat, aku tangguh, aku tak akan pernah menyerah.             Dari kejauhan aku berlari menghampiri seseorang yang telah menungguku sejak tadi. Mendatanginya, dan mengikuti adat rumahnya. Hingga langit berga

Postingan Terbaru

Surat Kepada Pemilik Hati

Aroma Pegunungan

Aku dan Secangkir Kopi Hitam